http://cursor.com/images/10a.gif body{cursor: url("http://aquz.heck.in/files/love-cursor.gif"), auto;}
Cartoons Comments Pictures

Senin, 17 Februari 2014

Sumpah Pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  •     Abdul Muthalib Sangadji
  •     Purnama Wulan
  •     Abdul Rachman
  •     Raden Soeharto
  •     Abu Hanifah
  •     Raden Soekamso
  •     Adnan Kapau Gani
  •     Ramelan
  •     Amir (Dienaren van Indie)
  •     Saerun (Keng Po)
  •     Anta Permana
  •     Sahardjo
  •     Anwari
  •     Sarbini
  •     Arnold Manonutu
  •     Sarmidi Mangunsarkoro
  •     Assaat
  •     Sartono
  •     Bahder Djohan
  •     S.M. Kartosoewirjo
  •     Dali
  •     Setiawan
  •     Darsa
  •     Sigit (Indonesische Studieclub)
  •     Dien Pantouw
  •     Siti Sundari
  •     Djuanda
  •     Sjahpuddin Latif
  •     Dr.Pijper
  •     Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  •     Emma Puradiredja
  •     Soejono Djoenoed Poeponegoro
  •     Halim
  •     R.M. Djoko Marsaid
  •     Hamami
  •     Soekamto
  •     Jo Tumbuhan
  •     Soekmono
  •     Joesoepadi
  •     Soekowati (Volksraad)
  •     Jos Masdani
  •     Soemanang
  •     Kadir
  •     Soemarto
  •     Karto Menggolo
  •     Soenario (PAPI & INPO)
  •     Kasman Singodimedjo
  •     Soerjadi
  •     Koentjoro Poerbopranoto
  •     Soewadji Prawirohardjo
  •     Martakusuma
  •     Soewirjo
  •     Masmoen Rasid
  •     Soeworo
  •     Mohammad Ali Hanafiah
  •     Suhara
  •     Mohammad Nazif
  •     Sujono (Volksraad)
  •     Mohammad Roem
  •     Sulaeman
  •     Mohammad Tabrani
  •     Suwarni
  •     Mohammad Tamzil
  •     Tjahija
  •     Muhidin (Pasundan)
  •     Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  •     Mukarno
  •     Wilopo
  •     Muwardi
  •     Wage Rudolf Soepratman
  •     Nona Tumbel


Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :


PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.


Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.


Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat dan dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari Selasa sampai dengan Jum'at dari pukul 08:00 hingga 15:00 WIB. Untuk hari Sabtu dan Minggu dibuka dari pukul 08:00 - 14:00 WIB. Sedangkan setiap hari Senin dan hari besar nasional, museum ini ditutup untuk umum.


Museum ini memiliki koleksi foto dan benda-benda yang berhubungan dengan sejarah Sumpah Pemuda 1928, serta kegiatan-kegiatan dalam pergerakan nasional kepemudaan Indonesia. Museum Sumpah Pemuda ini didirikan berdasarkan SK Gubernur DKI pada tahun 1972 dan menjadi benda cagar budaya nasional

Koleksi dari museum ini antara lain:
  •     Foto kegiatan organisasi pemuda, sebanyak 2.117 koleksi.
  •     Bendera organisasi, sebanyak 35 koleksi.
  •     Stempel, sebanyak 11 koleksi
  •     Biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi
  •     Patung dada tokoh pemuda, sebanyak 8 koleksi.
  •     Patung tokoh pemuda, sebanyak 11 koleksi.
  •     Perlengkapan pandu, sebanyak 9 koleksi.
  •     Jaket angkatan 1966, sebanyak 2 koleksi.
  •     Kursi, sebanyak 5 koleksi.
  •     Lukisan, sebanyak 4 koleksi.
  •     Vespa, sebanyak 1 koleksi.
  •     Diorama, sebanyak 1 koleksi.
  •     Pahatan marmer, sebanyak 3 koleksi.
  •     Monumen persatuan pemuda, sebanyak 1 koleksi.
  •     Lampu gantung, sebanyak 2 koleksi.
  •     Maket gedung museum sumpah pemuda, sebanyak 1 koleksi.
  •     Duratran, sebanyak 3 koleksi.
  •     Buku saku KBI, sebanyak 1 koleksi.
  •     Pewarta IPINDO, sebanyak 4 koleksi.
  •     Naskah statemen perjuangan 66, sebanyak 90 koleksi.
  •     Statemen perjuangan 66, sebanyak 50 koleksi.
  •     Dokumen perjuangan 66, sebannyak 18 koleksi.
  •     Buletin KAPPI, sebanyak 60 koleksi.
  •     Dokumen Brigade Ade Irma, sebanyak 104 koleksi.
  •     Proses persiapan dan pelaksanaan musyawarah luar biasa dan up-grrading se-Indonesia, sebanyak   23 koleksi.
  •     KAPPI Djaja Menteng Radja, Djakarta, sebanyak 23 koleksi.
  •     KAPI Komisariat Diponegoro 80, Djakarta Raya, sebanyak 8 koleksi.
  •     Sambutan gubernur kepala daerah khusus ibukota Djakarta dalam memperingat “Brigadi Merah” Ade Irma, sebanyak 17 koleksi.
  •     KAPI Jaya Salemba Raya Djakarta, sebanyak 62 koleksi.
  •     KAMI pusat Djakarta, sebanyak 43 koleksi.
  •     Statemen angkatan 66 kesatuan AKSI di Jakarta, sebanyak 8 koleksi.
  •     Kesatuan AKSI "KAPPI" pusat Djakarta Utara, sebanyak 20 koleksi.
  •     Kesatuan AKSI buruh PN Sabang Merauke Djakarta, sebanyak 16 koleksi.
  •     Buletin KAMI kons Bandung dan Bogor Djakarta 1967, sebanyak 13 koleksi.
  •     KAMI Medan – Sumatera Utara, sebanyak 8 koleksi.
  •     KAMI konsultan – Yogyakarta, sebanyak 5 koleksi.
  •     Anggaran dasar KAMI, sebanyak 24 koleksi.
  •     Inventarisasi statemen angkatan 66, sebanyak 13 koleksi.
  •     Piringan hitam, sebanyak 1 koleksi.
  •     Piagam penghargaan Wage Rudolf Supratman, sebanyak 2 koleksi.
  •     Atlas sekolah jaman Belanda, sebanyak 1 koleksi.
  •     Sabuk Hizbul Wathan, sebanyak 1 koleksi.
  •     Bintang Mahaputra, sebanyak 1 koleksi.
  •     Replika biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi.

Tata pameran

Koleksi yang dimiliki oleh museum ini dipamerkan dalam ruang pameran tetap dengan penataan yang mengikuti kronologis peristiwa Sumpah Pemuda dengan harapan dapat menggambarkan untaian peristiwa Sumpah Pemuda.
Penataan pamerannya adalah sebagai berikut:

1.Ruang pengenalan

Ruangan ini terletak di bagian depan gedung, persis di pintu masuk utama. Di ruangan ini dipamerkan :
  •     Peta Indonesia tempat kedudukan dari organisasi-organisasi-organisasi pemuda kedaerahan
  •     Peta Jakarta yang menunjukkan tempat-tempat dilaksanakannya kongres pemuda kedua dan kondisinya saat ini.
  •     Panitia Kongres Pemuda Kedua
  •     Patung dada Muhammad Yamin dan Sugondo Djojopuspito
  •     Organisasi peserta kongres pemuda
  •     Maket Gedung Sumpah Pemuda
Di ruangan depan ini juga masih mempergunakan lantai ubin asli yang berasal dari jaman Belanda yang sekarang sudah cukup jarang ditemui di Jakarta.
[sunting] Galeri ruang pengenalan

2.Ruang pertumbuhan organisasi kepemudaan

Ruang ini terletak di bagian depan gedung sejajar dengan ruang pengenalan. Ruang ini dapat dimasuki dari ruang pengenalan dengan memasuki pintu yang terletak di sebelah kiri.

Dalam ruangan ini digambarkan masa pertumbuhan awal organisasi pemuda yang diawali dengan Perhimpunan Indonesia di Belanda. Di ruangan ini dipamerkan kegiatan pergerakan pemuda, antara lain:
  •     Perhimpunan Indonesia
  •     Jong Java
  •     Jong Sumatranen Bond
  •     Pemuda Kaum Betawi
  •     Jong Islamieten Bond dan
  •     Kepanduan atau INPO
Dalam ruangan ini pula dapat ditemukan realia berupa peralatan pandu yang dipergunakan pada tahun 1920-an.

3.Ruang Kongres Pemuda Indonesia Pertama

Dari ruangan diatas, kita dapat masuk langsung ke ruang ini yang letaknya bersebelahan. Dalam ruangan ini dipamerkan koleksi yang berkaitan dengan Kongres Pemuda Indonesia Pertama, seperti:
  •     Foto peserta Kongres Pemuda Indonesia Pertama
  •     Foto kegiatan selama Kongres Pemuda Indonesia Pertama
  •     Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
  •     Partai Nasional Indonesia
  •     Cupllikan pidato pada saat Kongres Pemuda Indonesia Pertama
  •     Bendera pandu yang berwarna merah putih yang berasal dari tahun 1928
4.Ruang Kongres Pemuda Indonesia Kedua

Ruangan ini terletak persis begitu kita keluar dari ruang Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Di ruangan ini dipamerkan koleksi yang menggambarkan peristiwa Kongres Pemuda Indonesia Kedua, seperti:
  •     Minirama Kongres Pemuda Indonesia Kedua
  •     Suasana sidang ketiga Kongres Pemuda Indonesia Kedua
  •     Biola Wage Rudolf Soepratman
  •     Maklumat panitia kongres dam putusan Kongres Pemuda Indonesia Kedua
5.Ruang Indonesia Muda

Di dalam ruangan ini disajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan pergerakan pemuda setelah diikrarkannya Sumpah Pemuda, seperti:
  •     Vandel Indonesia Muda
  •     Foto komisi besar Indonesia Muda
  •     Foto kegiatan Indonesia Muda

6.Ruang PPPI

Ruangan ini menyajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, setelah Kongres Pemuda Indonesia Kedua. Ruangan ini juga memamerkan koleksi yang berhubungan dengan pergerakan pemuda melalui partai politik.

7.Ruang Tematik

Ruangan ini terdiri atas dua ruangan, terletak di paviliun Gedung Kramat 106. Ruangan ini menyajikan beberapa koleksi yang berhubungan dengan aktivitas pemuda pada tahun 1945, 1966 dan 1998.


Makna Sumpah Pemuda

       Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti kita telah ketahui, ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tiga hal ini merupakan faktor penting bagi negara kita.

       Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

       Sesuai namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersamasama.

       Perlu kita ketahui, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang di kelompok sendiri.

       Kegagalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat mereka sadar bahwa rasa nasionalisme harus dipadukan. Karena itu, diadakanlah Kongres Pemuda I dan II. Mereka menjadi satu, menjadi “Pemuda Indonesia”.
Bertolak Belakang

       Semangat persatuan para pemuda dulu harus diikuti pemuda masa kini. Yaitu, mengisi kemerdekaan dengan hal positif yang berguna bagi nusa dan bangsa.
 
 
sumber : http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.com/p/sejarah-sumpah-pemuda.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar